SUKU LAUT ,KEPULAUAN RIAU
Suku Laut atau sering juga disebut Orang Laut adalah suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia. Secara lebih luas istilah Orang Laut mencakup "berbagai suku dan kelompok yang bermukim di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, dan pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan.
KAB.BULAKAMBA
Suku Kajang hidup di Kabupaten Bulukumba, sekitar 200 km dari kota Makassar. Suku Kajang mudah di kenali, karena mereka memakai pakaian serba hitam, sorban hitam dan tanpa menggunakan alas kaki meski di desa maupun ketika ke kota. Suku ini sangat memegang teguh adat istiadatnya, mereka tidak terlalu tertarik dengan dunia luar, mereka masih menjalani hidup sebagaimana nenek moyang mereka menjalani hidup di jaman dulu kala. Dan perlu anda ketahui di Kab. Bulukumba terdapat sebuah hutan keramat bernama Hutan Karanjang, warga suku Kajang tidak di bolehkan mengambil hasil alam dari hutan tersebut, sekalipun mereka hanya mengambil ranting kayu untuk kayu bakar, jika kedapatan mereka akan di hukum dengan hukum adat.
SUKU KENKES BADUY (BANTEN)
Suku Kenekes atau Suku Baduy merupakan suku dari kabupaten Lebak provinsi Banten, mereka menjauhkan diri dari dunia luar yang serba modern, suku baduy terbagi pula menjadi 2 yakni suku baduy luar dan suku baduy dalam, dari keduanya ini suku baduy luar sedikit lebih keras dalam menjaga adat istiadat mereka, mereka sama sekali tidak menggunakan apa yang di ciptakan oleh dunia moderm, seperti tidak boleh naik motor atau mobil, di perkirakan jumlah populasi suku baduy baik luar maupun dalam mencapai 8000 orang.
JAMBI
Suku anak dalam atau Orang Kubu atau di sebut juga Orang Rimbo adalah salah satu suku yang hidup di sumatera, tepatnya di provinsi Jambi, Suku ini hidup di dalam hutan-hutan, hidup dalam kelompok-kelompok, mereka kerap berpindah-pindah, jika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal maka mereka pun akan berpindah lagi, mereka hidup dari berburu, ada juga yang bercocok tanam dan menjual hasil alam ke masyarakat biasa, suku kubu masih menganut kepercayaan animisme dimana mereka masih menyebah roh-roh atau dewa-dewa. Tapi beberapa dari mereka sudah ada yang menikah dan hidup dalam lingkungan masyakart mayoritas di provinsi Jambi.
GORONTALO
Di pedalaman hutan Boliyohato, Gorontalo hidup beberapa kelompok masyarakat nomaden yang lebih di kenal dengan sebutan Suku Polahi. Suku Polahi ini bahkan jauh lebih tertinggal daripada suku suku yang masih dianggap primitive lainnya di Indonesia. Rata rata suku primitive yang lain setidaknya sudah mulai hidup menetap dan mulai terbuka dengan kehidupan luar. Suku Polahi ini memiliki pola hidup berpindah pindah (Nomaden) dari satu hutan ke hutan yang lain. Mereka juga belum mengenal pakaian, agama bahkan mereka juga tak mengenal hari.
PAPUA
Suku Bauzi atau orang Baudi merupakan satu dari sekitar 260-an suku asli yang kini mendiami Tanah Papua. Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat bernama Summer Institute of Linguistics (SIL), suku ini dimasukan dalam daftar 14 suku paling terasing. Badan Pusat Statistik (BPS) Papua pun tak ketinggalan memasukan suku Bauzi kedalam daftar 20-an suku terasing yang telah teridentifikasi. Bagaimana tidak, luasnya hutan belantara, pegunungan, lembah, rawa hingga sungai-sungai besar yang berkelok-kelok di sekitar kawasan Mamberamo telah membuat suku ini nyaris tak bersentuhan langsung dengan peradaban modern. Kehidupan keseharian suku ini masih dijalani secara tradisonal.
SUKU KUBU
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.
Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang m lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilinea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar